Fakta
Dibangun: setelah tahun 431
Nama lain:
- Santa Maria dari Salju
- Santa Maria dari Palungan
- Basilika Liberiana
- Bethlehem di Barat
Wajib Dilihat
- Mozaik Gerbang Kemenangan: Masa Kanak-Kanak Kristus
- Mozaik Apse: Pemahkotaan Maria
Tempat Berdoa
- Kapel Kelahiran Yesus
- Ikon Salus Populi Romani
- Patung Regina Pacis
Santa Maria dari Salju
Basilika ini dikenal sebagai Basilika Santa Maria dari Salju. Mengapa?
Legenda mengisahkan bahwa pada masa Paus Liberius, seorang pria kaya Romawi bernama Yohanes dan istrinya, yang tidak memiliki anak, berjanji akan memberikan kepemilikan mereka kepada Santa Perawan Maria. Mereka berdoa meminta petunjuk tentang bagaimana mereka bisa menghormatinya. Pada suatu malam, keduanya memiliki penglihatan dari Santa Perawan Maria dan diinstruksikan untuk membangun sebuah basilika untuk menghormatinya di tempat salju turun di Bukit Esquilin di Roma. Ketika benar-benar turun salju pada tanggal 5 Agustus 356, Paus Liberius menandai lokasi persis di mana basilika itu akan dibangun. Sebuah basilika kemudian dibangun di tempat tersebut.
Pencatatan pertama tentang mujizat ini terjadi setelah tahun 1000. Legenda ini mungkin tersirat dalam Liber Pontificalis yang menyebutkan bahwa Paus Liberius membangun basilika ini dekat Pasar Livia.
Mozaik Gerbang Kemenangan
Tanggal: Abad ke-5
Mozaik-mozaik di basilika ini adalah gambaran tertua dari Santa Perawan Maria. Mereka menjadi contoh bagi representasi di masa-masa berikutnya. Tujuan mereka adalah ganda: memuliakan Maria dan menunjukkan bagaimana Perjanjian Lama bernubuat mengenai Perjanjian Baru. Mozaik-mozaik ini juga dibuat untuk memancarkan keagungan Roma Kuno ke Kekristenan.
Mozaik Gerbang Kemenangan menggambarkan peristiwa-peristiwa dari masa kanak-kanak Kristus. Di bagian atas, sebuah salib yang melambangkan Kristus bertakhta di antara Petrus, Paulus, dan empat hewan yang mewakili para Penginjil. Dari atas ke bawah, kita melihat, di sebelah kiri: (1) Maria menerima kabar dari Malaikat; (2) Epifani; (3) pembantaian Kanak-Kanak Suci; (4) kota Yerusalem. Di sebelah kanan, kita melihat: (5) Yesus dipersembahan di Bait Allah; (6) pelarian ke Mesir; (7) Herodes dan orang Majus; (8) kota Betlehem.
Dua belas domba di bagian bawah melambangkan dua belas suku Israel dan dua belas rasul. Dalam mozaik fasad Basilika Santo Paulus di Luar Tembok, Betlehem dan Yerusalem juga digambarkan (meskipun dalam urutan terbalik).
Kapel Kelahiran
Tanggal: Abad ke-7 (dengan rekonstruksi lebih lanjut)
Basilika Santa Maria Maggiore juga disebut Santa Maria dari Palungan karena di bawah altar terdapat tempat penyimpanan kristal yang berisi potongan kayu dari Palungan tempat bayi Yesus dibaringkan. Di Betlehem, Palungan ini sangat dihormati oleh umat Kristen. Mereka melindunginya hingga abad ke-7 ketika Palungan tersebut dibawa ke Roma setelah Tanah Suci ditaklukkan oleh kaum Muslim.
Para pengunjung yang datang untuk melihat Palungan yang sederhana ini akan terinspirasi oleh patung Paus Pius IX yang berlutut di hadapan potongan-potongan kayu tersebut. Patung ini adalah wujud dari rasa hormatnya terhadap Palungan Suci, yang mendorongnya untuk memerintahkan pembangunan Kapel Kelahiran ini. Lambang kepausan Pius IX terlihat di atas altar sebagai bukti kontribusinya.
Mozaik Apse: Pemahkotaan Maria
Tanggal: Abad ke-13 | Seniman: Jacopo Torriti
Mozaik ini menggambarkan Pemahkotaan Maria. Lima adegan dari kehidupan Maria digambarkan di bawahnya (dari kiri ke kanan): Maria Menerima Kabar dari Malaikat, Kelahiran Yesus, Tertidurnya Maria, Penghormatan Para Majus, dan Yesus Dipersembahkan di Bait Allah.
Di tengah, baik Kristus maupun Maria, berpakaian emas, duduk di atas singgasana yang besar. Kristus memegang sebuah buku yang berisi kata-kata yang ditujukan kepada Bunda-Nya:
Datanglah, pilihan-Ku, dan Aku akan menempatkan engkau di atas takhta-Ku.
Dia sedang menempatkan mahkota di kepala Maria dengan tangan kanannya, sementara Maria berpaling ke arah-Nya dan mengangkat tangannya sebagaimana seorang pengantara.
Berdiri dari kiri ke kanan adalah Fransiskus dari Asisi (dengan stigmatanya), Paulus, dan Petrus, diikuti oleh Paus Nikolas IV (seorang Paus Fransiskan yang memerintahkan pembuatan mozaik ini). Di sebelah kanan Kristus berdiri Kardinal Giacomo Colonna (yang membayar mozaik ini), diikuti oleh Yohanes Pembaptis, Yohanes Penginjil, dan Antonius dari Padua.
Salus Populi Romani
Tanggal: Abad ke-9 hingga ke-12
Ikon Salus Populi Romani—Keselamatan Bangsa Romawi—adalah ikon Maria yang paling dikasihi di Roma. Ikon ini berasal dari rentang waktu antara abad ke-9 hingga ke-12. Ikon ini terletak di Kapel Paulinus, yang dibangun oleh Paus Paulus V. Eugenio Pacelli, yang kemudian menjadi Paus Pius XII, merayakan Misa Pertamanya di sini pada tahun 1899.
Ikon ini menampilkan Yesus yang beristirahat dengan lembut di lengan kiri ibunya sambil memberkati orang-orang dengan tangan kanannya. Yesus juga menatap Maria sambil memegang sebuah kitab di tangan kirinya. Berbeda dengan ikon-ikon serupa lainnya di mana tangan kanan Maria menunjuk ke arah Kristus, dalam Salus Populi Romani, tangan kanannya bersilangan di atas tangan kirinya, dengan lembut memeluk sang anak. Maria memandang para kita semua, mengajak kita untuk juta melihat Putranya. Huruf-huruf Yunani di latar belakang adalah singkatan dari "Bunda Allah," sebuah gelar Maria yang dikonfirmasi oleh Konsili Efesus (431).
Salus Populi Romani dikaitkan dengan beberapa mukjizat. Selama masa kepausan Santo Gregorius Agung (590–604), wabah penyakit mematikan melanda rakyat Roma, menghancurkan banyak keluarga. Sang Paus dengan penuh keyakinan berdoa kepada Bunda Maria. Selama perayaan Paskah, ia membawa gambar Bunda Maria dalam prosesi yang khidmat.
Ketika mereka tiba di Mausoleum Hadrianus (sekarang dikenal sebagai Castel Sant'Angelo), paduan suara malaikat terdengar menyanyikan kidung kebangkitan yang penuh sukacita, Regina caeli:
Ratu Surga bersukacitalah, alleluya! / Sebab Ia yang sudi kau kandung, alleluya! / Telah bangkit seperti disabdakan-Nya, alleluya!
Tanpa ragu, Paus Santo Gregorius menambahkan:
Doakanlah kami pada Allah, alleluya!
Setelah ia mengucapkan kata-kata ini, seorang malaikat, yang dipercaya sebagai Santo Mikael, muncul di atas Mausoleum dan menyelipkan kembali pedang yang sebelumnya diarahkan ke kota Roma.
Patung Regina Pacis
Tanggal: 4 Agustus 1918 | Seniman: Guido Galli
Paus Benediktus XV memesan patung Regina Pacis, Ratu Damai, untuk memohon kepada Bunda Maria agar Perang Dunia Pertama berakhir—perang yang ia sebut sebagai "pembantaian yang sia-sia." Perang ini akhirnya berakhir pada tanggal 11 November 1918.
Maria duduk di atas takhta marmer dengan lengan kirinya yang terangkat, memerintahkan berakhirnya perang. Wajahnya dipenuhi kesedihan oleh karena perang. Dengan tangan kanannya, ia memegang Bayi Yesus yang siap melepaskan ranting zaitun—simbol perdamaian. Di atas pijakan, seekor merpati dengan penuh semangat menunggu jatuhnya ranting zaitun untuk membawa perdamaian kepada manusia. Juga terdapat bunga-bunga yang melambangkan berkembangnya aktivitas baru ketika perdamaian ditegakkan kembali.
Kandang Natal yang Pertama
Tanggal: akhir abad ke-13 | Seniman: Arnolfo di Cambio
Kapel Kelahiran pada suatu waktu berisi setidaknya enam patung marmer Natal yang dipesan pada tahun 1292 oleh Paus Nicholas IV, paus Fransiskan pertama. Ia terinspirasi oleh Santo Fransiskus dari Assisi, pelopor kandang Natal hidup pertama di Greccio, Italia, pada tahun 1223.
Meskipun ini bukanlah penggambaran pertama tentang kelahiran Kristus dalam sejarah Kristen, ini adalah Kandang Natal pertama dalam bentuk yang kita kenal saat ini. Lima dari patung marmer dalam Kandang Natal berasal dari abad ke-13. Patung-patung ini ada ketika Santo Kajetanus menerima penglihatan Kanak-Kanak Yesus di Kapel Kelahiran pada Malam Natal tahun 1517 dan ketika Santo Ignatius dari Loyola merayakan Misa Pertamanya di kapel ini pada tahun 1538.